Senin, 05 Agustus 2013

Rahwana dan Kesumatnya

Orang asing,  oh orang asing.
Terjebak dalam tubuh dan kebenciannya yang saling menyalahkan
Terbenam dalam sepi yang sebenarnya ramai
Ah, biarkan sajalah Rahwana menelan habis rembulan!
Rahwana gamang lantaran rembulan pucat
Aku yakinkan ia, " Telan saja rembulannya biar lengkap gelap malam ini."

Ada Banyak tinta hitam diwajah itu.
Jangan kamu, aku saja tak kenal wajah siapa dalam cermin itu.
Begitu banyak tokoh yang diambil dari kisahku.
Seperti si rakus yang buat aku penasaran, malang.
Aih, klisenya hidup ini kadang-kadang.
Dan aku hanya diam.
Adalah diam, ribuan kata yang tercegat macetnya Pantura. Suara yang hanya sampai di kerongkongan. Rasa yang membeku untuk dibagikan. Badai yang tertidur di sudut hati. Hiruk yang terpekuk

Adalah diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar