Senin, 05 Agustus 2013

Nyanyian Rindu dari Tanah Rantau

I
Waktu terus berjalan.
Goresan luka pun jadi hiasan.
Tawa dan tangis terkadang bagai gerimis, kecil namun lama.

II
Enam tahun mengaji sepi.
Tak jua kutemukan siapa diri ini.
Enam puluh purnama bersih suci.
Seakan malah memperparah diri.
Dua belas purnama waktuku uapkan rindu.
Biung, kalau bisa aku tak ingin lagi merindu.

III
Aku sudah merasa tak sama.
Sering juga aku memperhatikan dunia luar dari jendela-jendela yang kubaca, dari jendela-jendela yang kudengar.
Membayangkan terbebas dan mengemas indah harapan;
Hatiku remuk, pucat, dan terlipat-lipat!

IV
Di cermin.
Aku lihat seorang yang asing.
Malang benar ia.
Wajahnya berantakan, berserakan!
                    “Kamu siapa?” Tanyaku yang dibalas diam.
                    “Setan yang mana yang membuatmu keracunan? Seberat itukah racun setan yang     kautelan?”  ia masih saja diam.
                    "Sabar, kawan. Inilah yang disebut cobaan. Kasih sayang Tuhan memang sering datang dalam wujud perih, luka, dan sengsara. Tuhan sedang  mengajakmu berbicara tentang sabar, dan ikhlas.” Aduh, lagi-lagi ia bungkam!
Saat aku beranjak, di cerimin, orang asing itu tak lagi tampak.

IV
Belati yang setiap hari mereka asah sudah kelewat tajam untuk merajam.
Tangan-tangan nakal sudah istiqomah memetik api dan melemparnya ke permadani rumput kering.
Hari ini aku begitu rapuh.
Angin dari Malang memperparah, membuat aku semakin terjatuh.
Aduh Paduka, hamba butuh nasihat sesepuh sebelum api menjelma dari panas darah yang bentengnya sudah mau runtuh.

V
Jika bosan sudah menjelma dikala senja.
Bisakah ia kembali sirna?
Sedangkan angin dari Malang dan Padjadjaran menghimpit dada.
Lagi tanah Madura beda harumnya dengan tanah Sunda;
Tanah Parahyangan, tanah para dewa!
                                          “Aduh!  Sayang seribu sayang, Ujang. tanah Madura yang kamu injak juga tanah para dewa. Dewa     yang     beragama Islam. Sayang seribu kali sayang kalau kamu tidak merasa di sana.”
    Samar kudengar suara Semar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar