(Artikel ini yang saya Copy dari Wikipedia, untuk melihat yang asli klik disini )
Dalam ilmu perbandingan
agama, agama Abrahamik —juga disebut sebagai agama samawi atau agama
Ibrahimiyyah—adalah setiap agama yang muncul dari suatu tradisi Semit kuno bersama
dan yang ditelusuri oleh para pemeluknya kepada Abraham atau Ibrahim
("Bapak/Pemimpin banyak orang" Bahasa Ibrani אַבְרָהָם (Avraham) Bahasa Arab ابراهيم (Ibrahim), seorang leluhur
yang kisah hidupnya diceritakan di dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian
Lama, dan sebagai seorang nabi di dalam Al Qur'an dan juga disebut nabi
dalam Kitab Kejadian 20:7.
Agama ini
merupakan kelompok besar dari agama-agama monoteistik, termasuk Kristen, Islam. Agama-agama
Abrahamik mewakili lebih dari setengah dari seluruh pemeluk agama di dunia. Namun
demikian, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan agama
atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada
intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda atau bahkan
berlawanan dengan gagasan-gagasan agama yang lainnya mengenai Abraham dan Tuhan
atau Allah.
Menurut
tradisi Yahudi, Abraham adalah
orang pertama dari masa pasca air bah yang menolak penyembahan berhala melalui
analisis yang rasional (Sem
dan Eber melanjutkan
tradisi dari Nuh), dan
karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik.
Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama
monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik tergolong agama Abrahamik.
Dalam Islam ia dianggap sebagai pemeluk monoteis yang pertama di dunia, ketika
monoteisme telah lenyap (Abraham adalah nabi yang berada dalam rangkaian
nabi-nabi, mulai dari Adam) dan karenanya sering dirujuk sebagai Ibrahim al-Hanif atau Abraham sang Monoteis.
Istilah monoteisme
padang pasir kadang-kadang digunakan untuk maksud perbandingan serupa dalam
konteks historis, tetapi bukan untuk agama-agama modern, dan sekarang istilah
ini dianggap menghina.
Saat ini di dunia diperkirakan
ada sekitar 3,7 milyar orang pemeluk agama Abrahamik.
Etimologi
Samawi sebagai
kata
adjektif maknanya adalah 'berhubungan dengan langit', jika ditambahkan
dengan kata agama sebelum kalimat tersebut, menjadi agama samawi maka memiliki
arti agama (dari) langit. Karena para pengikutnya meyakini agama samawi ini
dibangun berdasarkan wahyu Allah melalui perantara malaikat kepada
para nabi dan rasul yang kemudian disampaikan kepada umat manusia sebagai
panduan jalan hidup.
Beberapa
pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:
·
Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
·
Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang
berbentuk lembaran yang ditulis pada kulit hewan, dedaunan, lempengan batu yang
diukir dan kitab
suci
Di dunia ini agama-agama besar
yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi, Kristen, Islam. Kebalikan dari
agama samawi adalah Agama Ardhi. Baha'i juga
sering dianggap sebagai agama Abrahamik.
Pengantar
Di dalam Torah dan Al Qur'an,
Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah
(orang-orang Yahudi menyebutnya "Bapa kami Abraham"), dan dijanjikan banyak hal
yang besar. Orang Yahudi, Kristen, dan Islam menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya Ishak; Orang Muslim
juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab
melalui anaknya Ismail.
Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman, dan niatnya untuk
taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak dipandang sebagai pendahulu atau
bayang-bayang dari persembahan oleh Allah sendiri atas Anak-Nya, Yesus.
Dalam syariat
Islam dikisahkan bahwa yang dijadikan qurban adalah
Ismail dan bukan Ishak, Ibrahim taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ismail
dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus oleh Allah. Dalam
Al-Qur'an, Ibrahim disebutkan bukan penganut Yudaisme dan bukan pula seorang
penganut Nasrani, tetapi dia memiliki kepercayaan terhadap Allah yang disebut Millah
Ibrahim atau al-Hanafiyyah (Agama Hanif).[2] Dalam
Al-Qur'an, disebutkan Nabi Ibrahim memiliki lembaran-lembaran suci yang disebut
sebagai suhuf.
Tinjauan
Umum
Semua agama
Abrahamik berkaitan (atau bahkan berasal dari) Yudaisme
sebagaimana yang dipraktikkan di kerajaan Israel dan Yehuda kuno sebelum pembuangan ke Babel, pada awal milennium pertama SM.
Banyak orang percaya bahwa Yudaisme di Israel kuno pada zaman Alkitab
diperbarui pada abad ke-6 SM oleh Ezra dan oleh para imam
lainnya yang kembali ke Israel dari pembuangan.
Meskipun
menerima orang-orang yang pindah menjadi pemeluknya, Yudaisme tidak
menganjurkannya, dan karena itu tidak mempunyai misionaris.
Yudaisme menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat hidup benar dengan
mengikuti Hukum Nuh, yaitu tujuh perintah
universal yang diharapkan diikuti oleh orang-orang non-Yahudi. Dalam konteks
ini Rambam (Rabi
Moses
Maimonides, salah seorang guru Yahudi penting) berkomentar, "Mengutip
dari para bijak kita, orang-orang yang benar dari bangsa-bangsa lain mempunyai
tempat di dunia yang akan datang, bila mereka telah menemukan apa yang
seharusnya mereka pelajari tentang Sang Pencipta." Karena
perintah-perintah yang dapat diterapkan kepada orang-orang Yahudi jauh lebih
terinci dan berat daripada hokum-hukum Nuh, para sarjana Yahudi biasanya
mengatakan bahwa lebih baik menjadi seorang non-Yahudi yang baik daripada
seorang Yahudi yang tidak baik, karenanya mereka tidak menganjurkan perpindahan
agama. Yang umumnya terjadi, orang-orang yang berpindah ke Yudaisme adalah
mereka yang menikah dengan orang Yahudi; di AS, jumlah orang-orang ini
diperkirakan mencapai 10.000-15.000 setiap tahunnya. Lihat pula Perpindahan ke
Yudaisme.
Agama Baha'i
memberikan tekanan khusus untuk tidak melakukan proselitisme. Malah hal ini
dilarang. Orang-orang Baha'i memang menerima orang-orang yang pindah dari latar
belakang segala agama dan etnis dan secara aktif mendukung orang-orang yang
secara pribadi melakukan penelaahan tentang kepercayaan ini. Umat Baha'i
mempunyai “perintis-perintis” dan “guru-guru keliling” khusus yang pindah ke
wilayah-wilayah yang komunitas Baha'inya kecil untuk menolong memperkuat dan
memperluasnya.. Para pemeluk agama lain sangat dihormati dan dalam banyak hal
dipandang sebagai orang-orang yang secara spiritual atau rohani sejajar. Sementara
umat Baha'is memandang hukum-hukum dan wahyu Baha'i unik, mereka tidak
menghalangi para pemeluk agama lain dalam upaya spiritual mereka. Mereka juga
menjadi pemimpin dalam berbagai upaya antar-iman.
Nabi
Ibrahim As. Menjadi Imam Bagi Seluruh Manusia
Dan ingatlah
ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan
lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
“ | “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.(Al Qur'an Surah 2:124) | ” |
Bandingkan dengan konsep umumnya dianut oleh orang
Kristen bahwa Abraham akan membuat semua manusia diberkati karena keturunannya
.Bandingkan dengan saat setelah Nabi Muhammad SAW menjadi Imam semua nabi di
suatu tempat dinyakini secara traditional secara umum oleh orang Islam yang
terjadi pada waktu peristiwa Isra Mi'raj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar